Sabtu, 12 Oktober 2013

BISNIS LAUNDRY = BISNIS RUMAH MAKAN

Bismillah...


Kali ini saya akan memposting sebuah peluang bisnis yang In Sya Allah tidak akan matinya oleh perkembangan zaman yaitu Bisnis Laundry. Seiring perkembangan zaman, rutinitas manusia semakin padat dan membuat mereka tidak punya waktu untuk mencuci baju. Meskipun ada waktu misalkan di hari minggu, mereka kebanyakan menggunakan hari libur sebagai hari untuk refresing bersama teman dan keluarga bukan untuk mencuci baju. Sangat mudah sekali mencari pasar atau pelanggan laundry, karna Laundry untuk semua kalangan seperti Ibu RT, Mahasiswa, karyawan kantoran, Bos-bos, dsb. Jika dipandang dari segi ekonomi, dari ekonomi bawah sampai atas bisa menjadi pasar dari usaha laundry.  



Aktivitas yang kecil namun membawa pengaruh besar tersebut yaitu mencuci pakaian. Bila dipikir berapa banyak orang dikota besar yang bisa membagi waktunya untuk mencuci pakaiannya sendiri, sejak pagi sudah bergelut dengan pekerjaanya, pulang dari kantor sudah larut malam, dan hanya ada satu dibenak pikiran yaitu istirahat.  Sebagai contoh untuk di Pontianak  sendiri yang memiliki populasi penduduk 500 rb orang dengan  rata-rata 300rb kepala keluarga saat ini diprediksi baru tergarap cucian 5.000 kepala keluarga. Bila masing-masing keluarga itu rata-rata punya empat orang anggota keluarga dengan cucian 1,5 kilogram per hari, maka dalam satu hari 7,5 ton pakaian warga yang dicuci menggunakan jasa laundry kiloan, nilai nominalnya setara dengan Rp3 miliar per bulan.

Itu baru dari segmen keluarga. Belum untuk segmen hotel dan restoran. Biasanya, hotel meski  mempunyai jasa binatu sendiri, namun kebanyakan justru menggunakan jasa binatu luar untuk seprai, sarung bantal, atau taplak meja.

Kemudian, apa dasar saya membuat judul Bisnis laundry = Bisnis Makanan, padahal makanan merupakan kebutuhan pokok atau primer. Mengapa usaha ini saya anggap layanan di sektor kebutuhan primer, karena laundry pada dasarnya kebutuhan pokok manusia. Tepatnya bagian dari kebutuhan sandang. Bahkan seseorang belum tentu membeli satu potong pakaian dalam satu bulan tapi pasti menghasilkan pakaian yang harus dicuci setiap hari. Kebutuhan primer tetap menjadi kebutuhan primer bila memiliki harga jual yang murah. Makanan adalah kebutuhan primer. Namun, bila makanan dijual dengan harga yang mahal, maka bukan saja menjadi kebutuhan Sekunder, bahkan berubah menjadi kebutuhan tersier. Seseorang hanya sekali-kali saja makan di rumah makan dengan harga yang mahal. Untuk memenuhi kebutuhan setiap hari pasti ia akan mencari alternative lain.  

Ini merupakan usaha laundry miliki saya yang telah saya jalankan sejak tahun awal tahun 2011:



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Do u Like it?

FeedLangganan Artikel Terbaru BF via Email

» Cek Email Anda untuk konfirmasi berlangganan